Keluarga Hebat Keluarga Berencana Program keluarga berencana (KB) diluncurkan pemerintah tidak hanya untuk mengatur angka kelahiran, tapi juga diyakini mampu mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pandeglang Tati Suwagiharti menjelaskan pembangunan kependudukan dan KB berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
"Pembangunan kependudukan dan keluarga berencana (KB), terutama berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi penting dalam menentukan indeks pembangunan manusia (IPM)," katanya.
Ia menjelaskan, pada 2010, IPM Kabupaten Pandeglang mencapai 68,29 atau mengalami kenaikan sebesar 2,33 persen dari IPM 2005.
Peningkatan itu, kata dia, terlihat dari peningkatan di bidang pendidikan sebesar 0,07 persen, kesehatan yang tercermin dari angka harapan hidup meningkat 1,07 persen, dan di bidang ekonomi yang terlihat dari rata-rata pendapatan per kapita penduduk mengalami kenaikan sebesar 6,88 persen.
Mengingat pentingnya fungsi KB, Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi meminta para camat dan lurah atau kepala desa di daerah itu agar ikut berperan aktif menyukseskan program tersebut.
"Saya minta seluruh camat dibantu para lurah atau kepala desa menyukseskan program KB dan menjadikan masalah kependudukan dan KB sebagai program primadona," katanya.
Para camat, juga diminta menggalang kesepakatan teknis dan menggerakkan masyarakat untuk mensukseskan program KB, segera melakukan pembentukan Pos Daya ditingkat kecamatan, desa, kelurahan dan kampung.
Selain itu, mereka juga diminta membentuk jejaring penanganan korban tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan melibatkan pemangku kepentingan yang terkait.
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Pandeglang mendekatkan pelayanan keluarga berencana (KB) pada masyarakat guna menarik minat warga ikut dalam program tersebut.
"Kami mendekatkan pelayanan dengan mengoperasikan mobil layanan KB yang terus berputar setiap hari," kata Kepala Bidang Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pandeglang Muhamad Kabir.
Mobil pelayanan KB itu, kata dia, memberikan pelayanan pada enam titik, dan siap datang kapan pun dibutuhkan. Dalam kendaraan itu ikut serta petugas dan warga mendapat layanan KB gratis.
Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat juga bisa mendapat pelayanan KB pada setiap pusat pelayanan kesehatan serta dokter atau bidan praktik terdekat.
Kabir juga mengatakan bahwa berkat pelayanan optimal dari semua jajaran kesehatan dan petugas KB, pencapaian peserta baru KB di Kabupaten Pandeglang, setiap tahun selalu melampui target yang ditetapkan.
Pada tahun 2011, pencapaian peserta baru KB di daerah itu sebanyak 58.313 peserta atau 104,56 persen daru target yang ditetapkan 55.767 peserta.
Dari total peserta baru KB tersebut, kata dia, sebanyak 9.967 peserta di antaranya menggunakan alat kontrasepsi metode jangka panjang, yakni IUD, medis operasi pria (MOP), medis operasi wanita (MOW), dan implat.
Dijelaskan Kabir, 48.346 peserta lainnya memakai alat kontrasepsi metode jangka pendek, yakni suntik, pil, dan kondom.
"Memang masyarakat masih lebih memiliki ber-KB menggunakan metode jangka pendek karena lebih praktis dan mudah ketika akan menghentikan penggunaannya," katanya.
Ia mengaku saat ini sedang fokus untuk mengembangkan KB metode jangka panjang karena selain lebih praktis, yakni bisa bertahan 8--10 tahun, masyarakat pengguna juga kecil kemungkinan berhenti "di tengah jalan".
Untuk merealiasikan program tersebut, dia mengaku telah menginstruksikan pada para petugas KB di lapangan agar terus menyosialisasikan metode jangka panjang itu pada masyarakat.
Upaya menyukseskan program KB juga dilakukan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Banten. Di Kabupaten Labak misalnya, realisasi peserta akseptor baru KB mencapai 108,11 persen atau 61.216 orang dari 260.816 pasangan usia subur yang menjadi sasaran program tersebut.
"Selama ini animo masyarakat terhadap program Keluarga Berencana (KB) meningkat. Itu terbukti pencapaian akseptor 2011 melebihi target," kata Kasubdit Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Masyarakat Desa (BP2KB-MPD) Kabupaten Lebak Yatna Cahyadi.
Ia mengatakan tingginya minat masyarakat untuk menjadi akseptor KB karena tingkat kesadaran pasangan usia subur (PUS) cukup tinggi, selain akses pelayanan begitu mudah juga sistem jemput bola ke lapangan dengan menggunakan kendaraan operasional.
Apabila masyarakat hendak menjadi peserta operasi pria (MOP) dan IUD, tentu bisa dilakukan jemput bola ke lapangan dengan pelayanan secara gratis.
Yatna juga mengaku, terus-menerus melakukan sosialisasi program KB melalui kader posyandu dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan tokoh agama Keluarga Hebat Keluarga Berencana
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pandeglang Tati Suwagiharti menjelaskan pembangunan kependudukan dan KB berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
"Pembangunan kependudukan dan keluarga berencana (KB), terutama berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi penting dalam menentukan indeks pembangunan manusia (IPM)," katanya.
Ia menjelaskan, pada 2010, IPM Kabupaten Pandeglang mencapai 68,29 atau mengalami kenaikan sebesar 2,33 persen dari IPM 2005.
Peningkatan itu, kata dia, terlihat dari peningkatan di bidang pendidikan sebesar 0,07 persen, kesehatan yang tercermin dari angka harapan hidup meningkat 1,07 persen, dan di bidang ekonomi yang terlihat dari rata-rata pendapatan per kapita penduduk mengalami kenaikan sebesar 6,88 persen.
Mengingat pentingnya fungsi KB, Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi meminta para camat dan lurah atau kepala desa di daerah itu agar ikut berperan aktif menyukseskan program tersebut.
"Saya minta seluruh camat dibantu para lurah atau kepala desa menyukseskan program KB dan menjadikan masalah kependudukan dan KB sebagai program primadona," katanya.
Para camat, juga diminta menggalang kesepakatan teknis dan menggerakkan masyarakat untuk mensukseskan program KB, segera melakukan pembentukan Pos Daya ditingkat kecamatan, desa, kelurahan dan kampung.
Selain itu, mereka juga diminta membentuk jejaring penanganan korban tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan melibatkan pemangku kepentingan yang terkait.
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Pandeglang mendekatkan pelayanan keluarga berencana (KB) pada masyarakat guna menarik minat warga ikut dalam program tersebut.
"Kami mendekatkan pelayanan dengan mengoperasikan mobil layanan KB yang terus berputar setiap hari," kata Kepala Bidang Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pandeglang Muhamad Kabir.
Mobil pelayanan KB itu, kata dia, memberikan pelayanan pada enam titik, dan siap datang kapan pun dibutuhkan. Dalam kendaraan itu ikut serta petugas dan warga mendapat layanan KB gratis.
Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat juga bisa mendapat pelayanan KB pada setiap pusat pelayanan kesehatan serta dokter atau bidan praktik terdekat.
Kabir juga mengatakan bahwa berkat pelayanan optimal dari semua jajaran kesehatan dan petugas KB, pencapaian peserta baru KB di Kabupaten Pandeglang, setiap tahun selalu melampui target yang ditetapkan.
Pada tahun 2011, pencapaian peserta baru KB di daerah itu sebanyak 58.313 peserta atau 104,56 persen daru target yang ditetapkan 55.767 peserta.
Dari total peserta baru KB tersebut, kata dia, sebanyak 9.967 peserta di antaranya menggunakan alat kontrasepsi metode jangka panjang, yakni IUD, medis operasi pria (MOP), medis operasi wanita (MOW), dan implat.
Dijelaskan Kabir, 48.346 peserta lainnya memakai alat kontrasepsi metode jangka pendek, yakni suntik, pil, dan kondom.
"Memang masyarakat masih lebih memiliki ber-KB menggunakan metode jangka pendek karena lebih praktis dan mudah ketika akan menghentikan penggunaannya," katanya.
Ia mengaku saat ini sedang fokus untuk mengembangkan KB metode jangka panjang karena selain lebih praktis, yakni bisa bertahan 8--10 tahun, masyarakat pengguna juga kecil kemungkinan berhenti "di tengah jalan".
Untuk merealiasikan program tersebut, dia mengaku telah menginstruksikan pada para petugas KB di lapangan agar terus menyosialisasikan metode jangka panjang itu pada masyarakat.
Upaya menyukseskan program KB juga dilakukan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Banten. Di Kabupaten Labak misalnya, realisasi peserta akseptor baru KB mencapai 108,11 persen atau 61.216 orang dari 260.816 pasangan usia subur yang menjadi sasaran program tersebut.
"Selama ini animo masyarakat terhadap program Keluarga Berencana (KB) meningkat. Itu terbukti pencapaian akseptor 2011 melebihi target," kata Kasubdit Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana pada Badan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Masyarakat Desa (BP2KB-MPD) Kabupaten Lebak Yatna Cahyadi.
Ia mengatakan tingginya minat masyarakat untuk menjadi akseptor KB karena tingkat kesadaran pasangan usia subur (PUS) cukup tinggi, selain akses pelayanan begitu mudah juga sistem jemput bola ke lapangan dengan menggunakan kendaraan operasional.
Apabila masyarakat hendak menjadi peserta operasi pria (MOP) dan IUD, tentu bisa dilakukan jemput bola ke lapangan dengan pelayanan secara gratis.
Yatna juga mengaku, terus-menerus melakukan sosialisasi program KB melalui kader posyandu dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan tokoh agama Keluarga Hebat Keluarga Berencana
Anda sedang membaca artikel tentang
Keluarga Hebat Keluarga Berencana
Dengan url
https://pintarngebloger.blogspot.com/2012/04/keluarga-hebat-keluarga-berencana.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Keluarga Hebat Keluarga Berencana
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Keluarga Hebat Keluarga Berencana
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar